FKIP Universitas Pakuan - Pendidikan inklusif kembali menjadi sorotan di kalangan pendidik. Mahasiswa KKNT Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Pakuan bekerja sama dengan SD Negeri Pondok Kaso menggelar Seminar Pendidikan bertema “Merangkul Keberagaman: Strategi Pembelajaran Inklusif untuk Siswa ABK” pada Senin, 4 Agustus 2025. Kegiatan yang berlangsung di Aula Kantor Desa Pondok Kaso Tonggoh ini dihadiri para guru, tenaga kependidikan, dan pemerhati pendidikan. Tujuan utamanya adalah memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan bagi pendidik dalam menghadapi keberagaman siswa, khususnya Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), di ruang kelas.
Panitia menghadirkan Dr. Aam Nurjaman, M.Pd., seorang pakar pendidikan inklusif yang telah banyak memberikan pelatihan dan pendampingan bagi sekolah di berbagai daerah. Dalam pemaparannya, Dr. Aam Nurjaman, M.Pd. menekankan pentingnya memandang keberagaman sebagai kekuatan, bukan hambatan. "Sekolah harus menjadi rumah kedua bagi semua anak. Pendidik dituntut untuk kreatif dan adaptif, sehingga setiap siswa—termasuk ABK—mendapat kesempatan yang sama untuk berkembang,” ujarnya.
Ketua pelaksana, Putri Amelia Hasyim, menjelaskan bahwa seminar ini merupakan respon terhadap kebutuhan guru akan wawasan dan keterampilan dalam mengajar siswa dengan latar belakang yang beragam. “Kami ingin para guru memiliki kepercayaan diri dan kemampuan praktis untuk menciptakan kelas yang ramah, inklusif, dan mendukung perkembangan semua anak,” kata Putri.
Selain paparan materi, kegiatan ini juga menghadirkan sesi tanya jawab interaktif. Guru dapat langsung mengajukan pertanyaan dan berbagi pengalaman, sehingga solusi yang diperoleh relevan dengan realitas di lapangan.
Menurut data UNESCO, Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam mengimplementasikan pendidikan inklusif. Banyak sekolah belum memiliki fasilitas dan tenaga pendidik yang terlatih untuk menangani ABK. Kondisi ini membuat sebagian anak belum mendapatkan layanan pendidikan yang optimal. Dengan seminar seperti ini, FKIP Universitas Pakuan berharap dapat memperkuat kapasitas guru dan mendorong lahirnya kebijakan sekolah yang lebih ramah terhadap keberagaman.
Kegiatan ini mendapat respon positif dari para peserta. Mereka berharap, pelatihan semacam ini bisa rutin diadakan dan menjangkau lebih banyak sekolah di wilayah Sukabumi khususnya kecamatan Cidahu dan sekitarnya. Dengan kolaborasi antara perguruan tinggi, sekolah, dan pemerintah daerah, cita-cita mewujudkan pendidikan yang adil dan inklusif diyakini bisa lebih cepat tercapai.