
FKIP Universitas Pakuan - Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Pakuan, menggelar Kuliah Umum bertema “Menghidupkan Sastra: Transformasi Teks Menjadi Pertunjukan Kreatif” di Aula Lantai 4 FKIP. Kegiatan ini menghadirkan narasumber Muhamad Mazeinda Al Biruni, S.S., M.Hum., seorang akademisi dan seniman teater yang aktif meneliti praktik sastra pertunjukan di Jawa Barat.
Kegiatan dibuka oleh Dr. Rita Istiana, M.Pd., yang dalam sambutannya menyampaikan bahwa sastra seharusnya tidak berhenti pada teks, melainkan terus hidup melalui berbagai bentuk ekspresi seni. Ia juga mengapresiasi upaya Program Studi PBSI yang secara konsisten menghadirkan forum akademik yang memperkaya wawasan mahasiswa melalui dialog antara teori dan praktik kesastraan.

Dalam sesi utama, Mazeinda memaparkan materi berjudul “Transformasi Teks ke Pertunjukan: Memahami Teks sebagai Bentuk Lanjutan dari Kehidupan.” Ia menekankan bahwa teks sastra memiliki potensi dramatik yang dapat dikembangkan menjadi pertunjukan kolaboratif, baik dalam bentuk teater tradisional maupun kontemporer. Pendekatan ini, menurutnya, membuka peluang bagi mahasiswa sastra untuk menafsirkan kembali teks sebagai karya yang dinamis dan kontekstual.
Melalui sejumlah contoh karya seperti “Bedol Desa” (2022–2023) dan “Epilog Kota Bahtera,” Mazeinda menunjukkan bagaimana teks dapat berevolusi menjadi karya pertunjukan yang merepresentasikan identitas, tradisi, dan fenomena sosial masyarakat. Ia juga menyinggung pentingnya collaborative work atau kerja kolaboratif dalam penciptaan karya sastra modern, yang melibatkan banyak pihak dan perspektif.
Selain paparan teori dan praktik, kegiatan ini juga menghadirkan sesi tanya jawab yang berlangsung aktif. Enam orang penanya dari kalangan mahasiswa dan dosen berpartisipasi dengan pertanyaan seputar penerapan teori semiotik, proses adaptasi teks ke teater, hingga strategi menghadirkan konteks budaya lokal dalam pementasan. Diskusi yang hangat ini menunjukkan tingginya antusiasme peserta terhadap dunia seni pertunjukan berbasis teks sastra.

Moderator acara, Mukodas, M.Pd., memandu jalannya kegiatan dengan interaktif dan komunikatif. Ia menegaskan bahwa kegiatan kuliah umum seperti ini sejalan dengan visi FKIP Universitas Pakuan untuk membangun atmosfer akademik yang inspiratif serta mendorong mahasiswa agar aktif dalam pengembangan literasi kreatif berbasis budaya.
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari implementasi tridarma perguruan tinggi, khususnya dalam aspek pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. Melalui kuliah umum ini, mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis, apresiatif, dan kreatif terhadap karya sastra, serta menumbuhkan kesadaran akan nilai-nilai lokal dalam setiap karya yang diciptakan.

Selain memperoleh pengetahuan baru, peserta juga diajak untuk merenungkan bagaimana sastra dapat menjadi media refleksi diri dan sosial. Mazeinda menekankan bahwa karya sastra yang baik bukan hanya merekam realitas, tetapi juga memantik dialog dan perubahan. Ia menyebut, “Sastra yang hidup adalah sastra yang mampu berdialog dengan masyarakatnya.”
Acara diakhiri dengan penyerahan sertifikat kepada narasumber dan sesi foto bersama seluruh peserta. Mahasiswa tampak antusias dan menyatakan harapannya agar kegiatan serupa terus diselenggarakan secara rutin sebagai bagian dari penguatan kompetensi akademik dan estetik di lingkungan PBSI FKIP Universitas Pakuan.