FKIP Universitas Pakuan - 9 Agustus 2025 - Limbah minyak jelantah yang selama ini sering dibuang sembarangan dan digunakan berulang-ulang, kini mendapat nilai tambah di Kampung Pangarakan RT 16, Desa Srogol. Melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Pakuan, para mahasiswa berkolaborasi dengan warga setempat untuk mengolah minyak bekas menjadi lilin hias dan aromaterapi yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi.
Inisiatif ini bukan hanya bertujuan mengurangi pencemaran lingkungan, tetapi juga memberdayakan warga dan membuka sumber pendapatan baru. Program KKNT FKIP UNPAK yang dilaksanakan di kampung Pangarakan RT 16, menghadirkan pendekatan terpadu: edukasi sanitasi limbah dan pelatihan teknis pembuatan lilin.
Kegiatan dimulai dengan pengumpulan minyak jelantah dari rumah-rumah warga. Minyak tersebut kemudian dibersihkan melalui proses penyaringan menggunakan arang untuk memisahkan kotoran yang terdapat pada minyak.. Setelah itu, minyak dipanaskan dengan suhu rendah untuk menghilangkan air dan bau tengik yang menempel. Mahasiswa mengajarkan teknik pencampuran minyak bersih dengan stearic acid sebagai pengeras, serta penambahan pewangi alami seperti serai dan lavender agar lilin memiliki aroma yang menenangkan.
Warga juga diperkenalkan pada teknik pewarnaan untuk membuat lilin terlihat menarik. Serta mengajarkan teknik menghias lilin agar dapat meningkatkan nilai jual. Setelah campuran siap, minyak dituangkan ke gelas yang sudah dipasang sumbu dan di hias oleh kerang-kerang serta air. Proses pendinginan dilakukan hingga lilin mengeras sempurna, siap digunakan sebagai penerangan atau pengharum ruangan.
Pelatihan berlangsung di rumah warga dengan suasana akrab dan penuh antusiasme. Mahasiswa membimbing langsung setiap tahap, memastikan warga memahami proses dan dapat mengulanginya di rumah. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun dilibatkan dalam kegiatan edukasi sederhana tentang pentingnya menjaga lingkungan dan mengurangi limbah rumah tangga.
Selain pelatihan teknis, mahasiswa juga membagikan tips penyimpanan minyak jelantah sebelum diolah, seperti menyaringnya setiap kali selesai digunakan untuk menggoreng dan menyimpannya di wadah tertutup. Langkah ini memudahkan proses pembersihan sebelum pengolahan menjadi lilin.
Respon warga terhadap kegiatan ini sangat positif. Banyak yang mengaku baru mengetahui bahwa minyak jelantah bisa diolah menjadi produk bermanfaat. “Saya pikir minyak bekas hanya bisa dibuang atau dijadikan sabun, ternyata bisa juga jadi lilin yang bagus dan wangi,” ujar Ibu Ai, salah satu warga dengan senyum bangga.
Program kolaborasi antara mahasiswa KKN FKIP Universitas Pakuan dan masyarakat Kampung Pangarakan menunjukkan bahwa solusi sederhana dan partisipatif mampu mengubah limbah rumah tangga menjadi produk bernilai. Jika dikembangkan dengan dukungan berkelanjutan, program ini tidak hanya menjaga lingkungan Desa Srogol, tetapi juga menjadi model pemberdayaan ekonomi berbasis daur ulang bagi desa-desa lain. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa langkah kecil dapat membawa perubahan besar. Minyak jelantah yang dulunya menjadi masalah kini berubah menjadi sumber cahaya yang menerangi rumah-rumah warga. Lebih dari itu, kegiatan ini menanamkan kesadaran baru akan pentingnya pengelolaan limbah dan menjaga kelestarian lingkungan.