KKNT FKIP Universitas Pakuan di Desa Cipayung: Edukasi & Pengolahan Sampah Inovatif

FKIP Universitas Pakuan - Kuliah Kerja Nyata Tematik bukan hanya sebuah mata kuliah wajib di perguruan tinggi, melainkan sebuah kesempatan bagi mahasiswa untuk mengabdikan diri dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan menjadi salah satu fakultas yang mewajibkan mahasiswa nya untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat. Penempatan KKNT dibagi ke beberapa wilayah di kecamatan Megamendung, yaitu di Desa Gadog, Sukamahi, Sukaresmi, Cipayung dan Megamendung. Langkah nyata mahasiswa di Desa Cipayung telah melaksanakan program kerja yang berorientasi pada lingkungan dengan memberikan edukasi dan praktik pengolahan sampah. Langkah kami melakukan serangkaian kegiatan edukasi dan praktik pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di Desa Cipayung akan pentingnya pengelolaan sampah serta memberikan solusi dalam pengelolaan sampah. Program kerja yang dilakukan mahasiswa di Desa Cipayung yaitu pembuatan Biopori, pengolahan minyak jelantah menjadi lilin dan pemasangan papan edukasi sampah.

Program tersebut kami lakukan setelah melakukan wawancara dengan Sekretaris Desa, Kepala Dusun, Ketua Rt 03, Ketua Rw 07, ketua Rt 05, ketua Rt 02 Rw 08, Ketua Kader, Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) dan masyarakat Rt 03 Rw 07. Informasi yang didapatkan yaitu terkait pengelolaan sampah yang tidak baik. Rata-rata masyarakat Desa Cipayung mengelola sampah dengan cara di bakar dikarenakan tidak adanya petugas pengangkutan sampah.

Senin, 28 Juli 2025, mahasiswa KKNT Desa Cipayung mengadakan sosialisasi dan praktik pembuatan Biopori kepada masyarakat RT 03 / RW 07. Kegiatan ini dihadiri oleh ketua dan anggota Kelompok Wanita Tani (KWT). Pemilihan program kerja berupa sosialisasi dan praktik pembuatan Biopori ini menjadi hal yang relevan dengan permasalahan yang ada di Desa Cipayung, khususnya di wilayah RT. 03/RW. 07 yakni mengenai pengelolaan sampah. Biopori adalah lubang resapan air yang memiliki fungsi lain yaitu pengelolaan sampah, khususnya sampah organik. Sampah yang telah dimasukkan ke dalam lubang biopori ini akan terurai menjadi pupuk kompos dalam waktu 2-3 bulan. Pupuk kompos yang dihasilkan oleh lubang biopori ini akan bermanfaat bagi tanaman dan perkebunan. Penempatan lubang biopori yang tepat seperti di dekat tanaman akan membantu kesuburan tanah di sekitarnya.

Pemasangan biopori pertama dilaksanakan di Bangsal Pascapanen dan Pengolahan Komoditas Holtikultura yang ada di RT.03/RW.07 sebanyak 2 biopori. Penempatan tempat pemasangan biopori ini dilakukan atas izin pengelola Bangsal dengan alasan lubang biopori tersebut nantinya akan dijadikan tempat pengelolaan sampah organik yang dihasilkan dari Bangsal tersebut. Bangsal Pasca Tani ini adalah tempat pengolahan hasil tani yang di setiap produksinya menghasilkan sampah organik seperti kulit buah nangka, pisang, salak, dan lainnya. Setelah sosialisasi dan praktik, terdapat beberapa warga yang tertarik dengan pemasangan biopori sehingga mereka mendaftarkan rumah mereka untuk dipasangkan biopori. Menurut salah satu warga biopori sangat bermanfaat “manfaat biopori terlihat dengan jelas. Biopori tersebut sudah dimasukkan sayuran, kemarin ibu cek sampah yang dimasukan sudah berair dan menguap, kayanya sudah mau jadi pupuk kompos.” Ujar ibu Ii.

Mahasiswa melakukan penanaman biopori di 4 titik, yaitu Bangsal Pasca Tani dan 3 rumah warga yang mendaftar. Di setiap titik, mahasiswa memasang 2 biopori sepanjang 55 cm dengan diameter 4 cm. Harapan kami setelah program ini berlangsung, masyarakat dapat memanfaatkan biopori sebagai alternatif untuk pengelolaan sampah organik, terutama sampah sayuran.

Selain biopori, tim KKNT juga membuat sosialisasi dan praktik pemanfaatan minyak jelantah menjadi lilin. Program tersebut kami laksanakan pada kamis, 31 Juli 2025, kegiatan sosialisasi dan praktik menjadi upaya untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya mengelola kembali limbah minyak jelantah menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai. Mahasiswa memberikan sosialisasi mengenai pentingnya mengelola kembali minyak jelantah dan dampak bahaya dari pembuangan minyak jelantah yang berkelanjutan serta memberikan solusi apabila saluran air tersumbat akibat pembuangan minyak jelantah yang sembarangan. Pada saat program dilaksanakan masyarakat sangat antusias untuk mengikutinya, hal tersebut dibuktikan dengan adanya warga yang berpartisipasi dalam pembuatan minyak jelantah.

Setelah praktik terdapat salah satu warga yang memiliki ide untuk menjadikan lilin minyak jelantah menjadi usaha. “ternyata kalo kita tahu cara pengolahannya bisa menjadi barang yang bermanfaat dan dijadikan ladang usaha” ujar ibu Eha.

Tidak hanya melaksanakan sosialisasi dan praktik mengenai pengolahan dan pengelolaan sampah, mahasiswa juga memberikan edukasi mengenai berapa lama terurainya sampah yang dihasilkan dari kegiatan sehari-hari melalui Papan Edukasi Sampah. Papan Edukasi Sampah dibuat dalam ukuran besar dan ditempatkan di lokasi yang strategis, sehingga masyarakat yang melaluinya dapat melihat dan membaca isi dari Papan Edukasi Sampah tersebut. Melalui Papan Edukasi Sampah ini, mahasiswa berharap masyarakat yang melihat dan membaca dapat meningkatkan kesadarannya akan berapa lama sampah yang dihasilkan setiap harinya. “Adanya papan edukasi sampah yang adik pasang sangat bermanfaat, semoga warga-warga sini jadi lebih tau ya tentang terurainya sampah ini berapa lama” ujar Pak Nurdin selaku ketua RW 07.

 

Hubungi Kami

Alamat:
Jl. Pakuan, Tegallega. Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Jawa Barat 16143. INDONESIA.

  • Phone: 0251 - 8375 608
  • Email: fkip@unpak.ac.id

Lokasi Kampus