FKIP Universitas Pakuan - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan turun langsung ke lapangan untuk melakukan pendataan dan survei anak putus sekolah di Desa Bojongpicung, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Kamis (8/8).
Kegiatan ini bertujuan memetakan permasalahan pendidikan di wilayah tersebut, sekaligus menjadi langkah awal untuk merancang solusi bersama masyarakat dan pihak terkait.
Pendataan dilakukan dengan didampingi Wildan dan Kudus, anggota Karang Taruna Desa Bojongpicung sekaligus aktivis pendidikan, serta Ketua RT setempat, Haji Didin. Salah satu rumah yang dikunjungi adalah kediaman Mira, anak putus sekolah yang tinggal di Kampung Babakan Laban, RT 01 RW 05.
Di rumah panggung sederhana berdinding bilik bambu itu, Atin, ibu Mira, menyampaikan bahwa alasan anaknya tidak melanjutkan sekolah adalah keterbatasan ekonomi.
“Ah, uang buat beli baju, tas, sepatu, nggak punya,” ucapnya lirih.
Atin hanya ibu rumah tangga, dan suaminya bekerja sebagai buruh tani. Penghasilan mereka hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari, tanpa ruang bagi biaya pendidikan.
Menurut Ketua RT setempat, kasus seperti Mira bukanlah yang pertama dan satu-satunya di lingkungannya.
“Banyak di sini, anak putus sekolah. Faktornya macam-macam. Ada yang karena memang tidak punya biaya, ada yang karena pergaulan — nongkrong, merokok, lalu motivasi sekolahnya turun, akhirnya berhenti sekolah,” jelasnya.
Kegiatan pendataan ini diharapkan menjadi pijakan awal untuk mendorong kolaborasi lintas pihak, mulai dari pemerintah desa, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, hingga relawan, dalam mengatasi masalah putus sekolah. Mahasiswa KKN-T FKIP Universitas Pakuan berharap hasil survei ini dapat menjadi bahan rekomendasi program yang konkret, baik dalam bentuk bantuan biaya, pendampingan belajar, maupun penyediaan jalur pendidikan alternatif.